Di antara 3 macam haji yang bisa dipilih, Haji Tamattu’ adalah metode yang paling umum dilaksanakan dan secara resmi direkomendasikan bagi jemaah haji asal Indonesia. Pilihan ini bukanlah tanpa alasan, karena metode ini menawarkan kemudahan dan fleksibilitas yang sangat sesuai dengan kondisi umum jemaah dari tanah air.
Artikel ini adalah panduan lengkap dan praktis Anda untuk memahami Haji Tamattu’ secara mendalam: mengapa ia menjadi pilihan utama, bagaimana tata cara pelaksanaannya langkah demi langkah, hingga panduan pembayaran dam-nya.
Apa Itu Haji Tamattu’?
Definisi dan Makna “Bersenang-senang”
Secara bahasa, tamattu’ berarti “bersenang-senang” atau menikmati kemudahan. Dalam konteks ibadah, ini berarti Anda melaksanakan umroh terlebih dahulu pada bulan-bulan haji. Setelah selesai, Anda bertahallul (melepas ihram) dan bebas dari larangannya, lalu baru berniat ihram kembali khusus untuk melaksanakan haji pada waktunya (Hari Tarwiyah, 8 Dzulhijjah).
Konsekuensi Utama: Wajib Membayar Dam
Karena adanya kemudahan berupa jeda untuk bebas dari kondisi ihram di antara umroh dan haji, maka jemaah yang melaksanakan Haji Tamattu’ diwajibkan untuk membayar denda atau dam.
Mengapa Haji Tamattu’ Pilihan Utama Jemaah Indonesia?
Kementerian Agama RI dan mayoritas ulama merekomendasikan metode ini bagi jemaah Indonesia karena beberapa alasan yang sangat praktis dan relevan:
- Memberikan Jeda Istirahat yang Cukup: Jemaah haji Indonesia biasanya tiba di Tanah Suci beberapa minggu sebelum puncak haji. Metode Tamattu’ memungkinkan Anda untuk menyelesaikan umroh, lalu beristirahat dan memulihkan stamina tanpa terikat larangan ihram dalam waktu yang sangat lama.
- Sangat Cocok untuk Lansia dan Risiko Tinggi: Jeda istirahat ini sangat krusial bagi jemaah lansia atau yang memiliki kondisi fisik tertentu, memungkinkan mereka untuk mengumpulkan energi sebelum menghadapi rangkaian puncak haji yang menuntut fisik prima. Anda bisa membaca tips sehat selengkapnya di artikel kami.
- Lebih Praktis dan Mudah Dijalankan: Secara umum, alur ibadah Haji Tamattu’ lebih mudah diingat dan dilaksanakan bagi jemaah awam karena adanya pemisahan yang jelas antara amalan umroh dan amalan haji.
Metode Tamattu’ memungkinkan Anda untuk beristirahat dan memulihkan stamina tanpa terikat larangan ihram dalam waktu yang sangat lama , sebuah tantangan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Haji Ifrad maupun Haji Qiran.
Bagaimana Tata Cara Pelaksanaan Haji Tamattu’? (Step-by-Step)
Pelaksanaan Haji Tamattu’ terbagi menjadi dua fase yang jelas.
Fase 1 – Pelaksanaan Umroh
- Niat Ihram di Miqat: Saat tiba di miqat, Anda mengenakan pakaian ihram dan mengucapkan niat khusus untuk umroh saja.
- Tiba di Makkah: Anda langsung menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan rukun umroh, yaitu Thawaf, Sa’i, dan diakhiri dengan Tahallul (mencukur rambut).
- Masa Menunggu (Bebas dari Ihram): Setelah tahallul, Anda sudah bebas dari semua larangan ihram. Anda bisa mengenakan pakaian biasa dan beraktivitas normal sambil menunggu waktu puncak haji. Manfaatkan periode ini untuk memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil Haram.
Fase 2 – Pelaksanaan Haji
- Ihram Kembali (8 Dzulhijjah): Pada Hari Tarwiyah, Anda akan berniat ihram kembali, kali ini khusus untuk haji. Niat ini dilakukan dari tempat tinggal Anda (hotel) di Makkah, tidak perlu kembali ke miqat.
- Melaksanakan Rangkaian Puncak Haji (8-13 Dzulhijjah): Sejak tanggal 8 Dzulhijjah, Anda akan bergabung dengan seluruh jemaah haji dunia untuk melaksanakan semua Rukun Haji dan Wajib Haji, mulai dari mabit di Mina, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, hingga Thawaf Ifadhah dan tahallul haji.
Panduan Pembayaran Dam untuk Haji Tamattu’
Memahami kewajiban dam penting untuk kesempurnaan ibadah Anda.
- Apa: Dam untuk Haji Tamattu’ adalah menyembelih seekor kambing.
- Kapan: Waktu penyembelihannya biasanya dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Nahr) atau pada hari-hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
- Bagaimana: Anda tidak perlu khawatir melaksanakannya sendiri. Proses pembayaran dam ini biasanya sudah dikoordinasikan secara kolektif oleh pihak travel atau maktab Anda.
Pilihan yang Paling Bijak untuk Jemaah Indonesia
Haji Tamattu’, dengan kemudahan dan jeda istirahat yang ditawarkannya, terbukti menjadi pilihan yang paling bijak dan realistis bagi mayoritas jemaah haji asal Indonesia. Dengan memahami tata cara pelaksanaannya, Anda dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik, menjalankan ibadah dengan lebih tenang, dan fokus pada tujuan utama untuk meraih haji yang mabrur.
Untuk panduan lainnya, silakan jelajahi koleksi artikel di blog kami.
FAQ (Frequently Asked Questions) Haji Tamattu’
Apa itu Haji Tamattu’?
Haji Tamattu’ adalah metode pelaksanaan haji di mana jemaah melaksanakan umroh terlebih dahulu setibanya di Makkah pada bulan haji. Setelah selesai umroh, jemaah melepas pakaian ihram (tahallul) dan bebas dari larangannya, kemudian baru berniat ihram kembali khusus untuk haji pada 8 Dzulhijjah.
Mengapa Haji Tamattu’ direkomendasikan untuk jemaah Indonesia?
Metode ini direkomendasikan karena memberikan jeda istirahat yang cukup bagi jemaah yang biasanya tiba beberapa minggu sebelum puncak haji. Jeda ini sangat penting, terutama bagi jamaah lansia dan yang berisiko tinggi, untuk memulihkan stamina sebelum menjalankan rangkaian haji yang berat.
Apa konsekuensi dari memilih Haji Tamattu’?
Karena adanya kemudahan berupa jeda bebas dari kondisi ihram antara umroh dan haji, jemaah yang melaksanakan Haji Tamattu’ diwajibkan membayar denda atau yang disebut dam.
Apa bentuk dam untuk Haji Tamattu’ dan kapan membayarnya?
Dam untuk Haji Tamattu’ adalah dengan menyembelih seekor kambing. Waktu penyembelihan biasanya pada tanggal 10 Dzulhijjah atau pada hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Proses pembayarannya seringkali dikoordinasikan secara kolektif oleh pihak travel.
Bagaimana tahapan pelaksanaan Haji Tamattu’?
Pelaksanaannya terbagi menjadi dua fase utama:
Fase Umroh: Jemaah berniat ihram untuk umroh di miqat, lalu melaksanakan Thawaf, Sa’i, dan Tahallul di Makkah. Setelah itu, jemaah bebas dari larangan ihram.
Fase Haji: Pada tanggal 8 Dzulhijjah, jemaah berniat ihram lagi khusus untuk haji dari hotelnya di Makkah, lalu mengikuti seluruh rangkaian puncak haji (Mina, Arafah, Muzdalifah) hingga selesai.