Bagi setiap jemaah, momen meninggalkan Madinah Al-Munawwarah seringkali menjadi saat yang paling mengharukan. Setelah beberapa hari merasakan ketenangan di kota Nabi dan beribadah di masjidnya, tiba saatnya untuk berpamitan. Puncak adab dan penghormatan seorang tamu kepada tuan rumahnya, Rasulullah SAW, adalah dengan melaksanakan Ziarah Wada’.
Ini bukanlah sekadar kunjungan terakhir, melainkan sebuah ekspresi cinta dan harapan. Panduan ini kami susun untuk Anda agar dapat melaksanakan momen perpisahan yang sarat makna ini dengan adab, etika, dan kekhusyukan yang terbaik.
Apa Itu Ziarah Wada’ dan Mengapa Penting?
Definisi Ziarah Perpisahan
Ziarah Wada’ secara harfiah berarti “ziarah perpisahan”. Ini adalah amalan yang dilakukan di Masjid Nabawi sesaat sebelum Anda meninggalkan kota Madinah, baik untuk melanjutkan perjalanan ke Makkah maupun untuk kembali ke tanah air.
Bukan Ritual Wajib, Tapi Puncak Adab dan Cinta
Penting untuk Anda pahami, Ziarah Wada’ di Madinah bukanlah bagian dari rukun atau wajib haji/umroh. Meninggalkannya tidak membatalkan ibadah Anda dan tidak ada denda (dam). Amalan ini murni didasari oleh mahabbah (cinta), adab, dan penghormatan kita sebagai umat kepada Nabi Muhammad SAW. Ini adalah cerminan akhlak seorang tamu yang berpamitan dengan cara yang paling mulia.
Panduan Pelaksanaan Ziarah Wada’ (Langkah-demi-Langkah)
- Bersuci dan Berpakaian Terbaik: Dianjurkan bagi Anda untuk mandi, berwudhu, dan mengenakan pakaian terbaik serta wewangian, seolah-olah hendak bertemu dengan tamu yang paling agung.
- Laksanakan Shalat di Masjid Nabawi: Masuklah ke Masjid Nabawi, dan laksanakan shalat sunnah dua rakaat (seperti Tahiyatul Masjid) atau laksanakan ziarah ini setelah shalat fardhu.
- Menuju ke Hadapan Makam Nabi dengan Tenang: Berjalanlah menuju area makam Rasulullah SAW dengan penuh ketenangan (sakinah), kerendahan hati, dan tidak tergesa-gesa. Hindari berdesak-desakan atau mengangkat suara.
- Berdiri dengan Penuh Hormat: Posisikan diri Anda berdiri menghadap makam Rasulullah SAW dari jarak yang wajar, dengan perasaan seolah-olah beliau ada di hadapan Anda.
- Ucapkan Salam Perpisahan: Sampaikan salam dengan lafaz yang penuh penghormatan dan kesedihan karena akan berpisah.
- Bergeser untuk Salam kepada Sahabat: Setelah itu, bergeser sedikit ke kanan untuk menghadap makam Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dan sampaikan salam. Bergeser lagi sedikit ke kanan untuk menghadap makam Sayyidina Umar bin Khattab RA dan sampaikan salam.
- Mundur Perlahan: Saat akan meninggalkan area makam, adab terbaik adalah dengan berjalan mundur perlahan dengan wajah tetap menghadap ke arah makam, sebagai bentuk penghormatan tertinggi hingga Anda menjauh dari area tersebut.
Bacaan Salam dan Doa yang Dianjurkan
Lafaz Salam Perpisahan kepada Rasulullah SAW
Anda dapat mengucapkan salam dengan lafaz berikut, atau dengan bahasa Anda sendiri yang mengungkapkan rasa terima kasih, permohonan syafaat, dan kesedihan karena berpisah:
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ… Assalaamu ‘alaika yaa Rasuulallaah… (Salam sejahtera atasmu, wahai Rasulullah…)
Ucapkan salam yang sama kepada kedua sahabat beliau, Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar RA.
Doa Saat Meninggalkan Masjid Nabawi
Saat melangkahkan kaki keluar dari Masjid Nabawi untuk terakhir kalinya, panjatkan doa dengan penuh harap:
اَللّٰهُمَّ لَا تَجْعَلْ هٰذَا آخِرَ الْعَهْدِ بِمَسْجِدِ رَسُوْلِكَ، وَيَسِّرْ لِيَ الْعَوْدَ إِلَى الْحَرَمَيْنِ سَبِيْلًا سَهْلَةً. Allahumma laa taj’al haadzaa aakhiral ‘ahdi bi masjidi rasuulika, wa yassir liyal ‘awda ilal haramaini sabiilan sahlatan. (Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kunjungan ini sebagai kali terakhirku di masjid Rasul-Mu, dan mudahkanlah jalanku untuk kembali ke dua Tanah Haram.)
Kesimpulan: Perpisahan yang Menumbuhkan Kerinduan
Ziarah Wada’ adalah ekspresi cinta dan adab kita sebagai umat kepada Nabinya. Momen perpisahan ini bukanlah sebuah akhir, melainkan seharusnya menjadi awal dari kerinduan yang mendalam, yang akan terus memanggil kita untuk kembali dan menjadi pengingat untuk senantiasa meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.
Ini adalah salah satu dari amalan utama selama di Madinah yang akan menyempurnakan perjalanan spiritual Anda.