Di antara para pahlawan agung dalam sejarah Islam, ada satu nama yang senantiasa menggetarkan hati: Hamzah bin Abdul Muthalib. Beliau bukan hanya paman yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi juga seorang pejuang pemberani yang digelari “Asadullah” atau Singa Allah.
Medan Uhud menjadi panggung terakhir kepahlawanannya, sekaligus saksi bisu kesyahidannya yang mulia dan penuh duka. Untuk memahami kedalaman makna ziarah ke Uhud, mari kita telusuri kembali kisah keberanian, perjuangan, dan momen-momen terakhir sang Singa Allah.
Siapakah Hamzah, Sang Singa Allah?
Pembela Rasulullah yang Paling Gigih
Sebelum keislamannya, Hamzah adalah seorang pemburu yang disegani. Keislamannya bermula dari amarah suci saat mendengar keponakannya, Muhammad SAW, dihina oleh Abu Jahal. Sejak saat itu, ia menjadi benteng pelindung dakwah Nabi di Makkah. Keberanian dan ketegasannya membuat para pembesar Quraisy gentar dan berpikir dua kali untuk mengganggu Rasulullah SAW secara terbuka.
Kepahlawanannya di Perang Badar
Di Perang Badar, Sayyidina Hamzah menunjukkan kepahlawanan yang luar biasa. Ia bertempur di barisan terdepan dan berhasil menumbangkan banyak pembesar Quraisy. Keperkasaannya di Badar inilah yang menyulut api dendam di hati kaum musyrikin dan menjadikannya target utama balas dendam di Perang Uhud.
Detik-detik Terakhir di Medan Uhud
Bertempur Gagah Berani di Garis Depan
Di medan Uhud, Sayyidina Hamzah kembali menunjukkan mengapa ia digelari Singa Allah. Dengan dua bilah pedang di tangannya, ia mengamuk di barisan terdepan, menebas musuh-musuh Allah tanpa rasa takut dan keraguan, menjadi inspirasi bagi seluruh pasukan muslim.
Konspirasi Keji di Balik Pertempuran
Namun, di balik pertempuran terbuka, ada sebuah konspirasi keji yang menargetkannya. Seorang budak bernama Wahsyi bin Harb telah dijanjikan kemerdekaan oleh Hindun binti Utbah (istri Abu Sufyan) jika ia berhasil membunuh Hamzah. Tujuannya adalah untuk membalaskan dendam atas kematian ayah dan saudara Hindun di Perang Badar di tangan Hamzah.
Momen Tragedi: Tombak dari Balik Bebatuan
Wahsyi, seorang ahli lempar tombak, tidak berani menghadapi Hamzah secara langsung. Ia terus mengintai dari balik bebatuan, menunggu saat yang tepat. Momen tragis itu tiba ketika pertempuran mulai kacau akibat turunnya pasukan pemanah Uhud dari pos mereka. Di tengah kekacauan itu, saat Hamzah sedang fokus bertempur, Wahsyi melemparkan tombaknya dan mengenai bagian bawah perut Sayyidina Hamzah hingga tembus ke belakang, membuatnya gugur sebagai syahid.
Duka Mendalam Rasulullah SAW dan Gelar “Sayyidusy Syuhada”
Penemuan Jasad yang Memilukan
Setelah pertempuran usai, Rasulullah SAW mencari-cari pamannya. Betapa hancur hati beliau saat menemukan jasad Hamzah dalam kondisi yang sangat mengenaskan, di mana Hindun telah merobek dadanya dan mengambil jantungnya. Diriwayatkan bahwa tidak ada pemandangan yang lebih menyayat hati Rasulullah SAW sepanjang hidupnya selain saat melihat kondisi jasad paman yang sangat beliau cintai.
Gelar Pemimpin Para Syuhada
Karena pengorbanan, keberanian, dan kesyahidannya yang agung inilah, Rasulullah SAW menganugerahi Hamzah bin Abdul Muthalib gelar “Sayyidusy Syuhada” (Penghulu atau Pemimpin para Syuhada).
Warisan Keberanian yang Abadi
Kesyahidan Hamzah adalah salah satu duka terbesar dalam Perang Uhud, namun juga menjadi simbol pengorbanan tertinggi di jalan Allah. Keberaniannya dalam membela kebenaran sejak awal keislamannya hingga tetes darah terakhir menjadi inspirasi abadi bagi setiap muslim.
Kisah agung inilah yang akan Anda kenang saat melakukan ziarah ke Jabal Uhud dan berdiri di hadapan makam para syuhada, mendoakan sang Singa Allah dan para pahlawan lainnya.
FAQ Seputar Kisah Hamzah bin Abdul Muthalib
Siapa Hamzah bin Abdul Muthalib itu?
Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi Muhammad SAW yang sangat dicintai. Beliau juga seorang pejuang yang sangat pemberani sehingga digelari ‘Asadullah’ atau Singa Allah. Sejak masuk Islam, ia menjadi salah satu benteng pelindung utama bagi dakwah Rasulullah di Makkah.
Siapa yang membunuh Hamzah di Perang Uhud?
Hamzah dibunuh oleh seorang budak ahli lempar tombak bernama Wahsyi bin Harb. Wahsyi melakukannya karena telah dijanjikan kemerdekaan oleh Hindun binti Utbah untuk membalaskan dendam atas kematian keluarganya di tangan Hamzah saat Perang Badar.
Mengapa Hamzah diberi gelar “Sayyidusy Syuhada”?
Gelar “Sayyidusy Syuhada” (Penghulu atau Pemimpin para Syuhada) diberikan langsung oleh Rasulullah SAW. Gelar agung ini dianugerahkan karena pengorbanan, keberanian, dan kesyahidannya yang mulia di medan Perang Uhud.
Apa arti gelar “Asadullah” yang diberikan kepada Hamzah?
Gelar “Asadullah” memiliki arti “Singa Allah”. Gelar ini mencerminkan keberanian dan ketegasannya yang luar biasa, yang membuat para pembesar Quraisy gentar untuk mengganggu Rasulullah SAW secara terbuka.


